Persiapkan Fisik Itu Penting

Mountenering adalah kegiatan alam bebas yang memiliki cabang yang luas, salah satunya adalah hiking, sebagaimana kita tahu, dibandingkan dengan kegiatan mountenering lainnya hiking tergolong sangat lembut dan mudah. Bagaimana tidak, kita hanya perlu berjalan kaki dari base camp pendakian sampai ke punjak gunung. gampang toh, tapi kok masih saja ada pendaki yang mengalami kesulitan fisik seperti kejang otot bahkan sampai ada yang tidak bisa berjalan. Ya memang setiap orang mempunyai daya tahan berbeda, tapi tetep saja keliwatan kan, (ya karena mereka kan sudah niat mendaki dari awal).

Kejadian seperti itu pernah terjadi saat saya dan beberapa teman melakukan hiking, dan terus terang walaupun  kecelakaan seperti ini biasa terjadi, namun ini yang paling memalukan bagi saya pribadi (tapi tetep diceritain).

Padahal saya sering sekali berpesan kepada teman yang akan melakukan pendakian bersama apalagi pemula, untuk melakukan persiapan fisik minimal seminggu sebelum pendakian, tapi ada saja yang membandel, nah akibatnya tanggung sendiri deh. Tapi tetap saja, yang namanya di gunung, tidak mungkin dong kalau ada teman yang kesusahan kita diam saja (dimana saja deng). Nah kalau sudah begitu yang kerepotan, ya semua yang mendaki bareng. 

Contohnya pendakian G. Merbabu belum lama ini, seorang pendaki senior yang seharusnya jadi contoh bagi juniornya, malah terkulai lemas tak berdaya dan tak dapat berdiri, alhasil semua kebagian kelabakan (upaya yang dilakukan adalah menggendong, menandu dan memberikan makanan ... dll). Karena sebelum kejadian kami sudah empat hari didalam hutan dan harus menghadapi badai hujan campur angin setiap harinya, otomatis kondisi tubuh sudah tidak stabil lagi, maka dengan membagi kelompok menjadi dua tim dan tim pertama di haruskan turun secepat kilat agar segera melapor ke pos pendakian terdekat untuk mencari tambahan pertolongan dan tim ke dua memberikan pertolongan pertama pada si korban, terasa seperti kemelut bagi saya, “lho, bagaimana ini, kan tim pertama yang turun tidak tahu jalur (junior)”, yang membuat saya menyesali keputusan itu. 

Sambil terus memberikan pertolongan kepada si korban dengan segala upaya, dan mencemaskan tim yang baru turun melapor ke basecamp, adalah dilemma yang menghasilkan rasa kesal luar biasa yang tak mungkin dikeluarkan saat itu. lagi-lagi saya harus tenang, karena mereka semua adalah tanggung jawab saya. 

Akhirnya setelah menunggu beberapa jam, datanglah tim SAR menuju posisi kami, dengan cekatannya si korban langsung di bawa turun dan selamat hingga ke base camp. Baru deh keesokan hari setelah si korban sehat total, saya buka mulut, ngomel ngomel di depan semua anggota yang sengaja di kumpulkan, “ingat, persipan fisik itu penting, kalo elo pada mau naek sama gue, jangan Cuma modal keril sama serem doang !! bla ..bla ..bla ...“ kira-kira seperti itulah kicauan saya. 

Sebenarnya untuk mempersipkan fisik sebelum mendaki sangatlah mudah, saya sertain ya : 

1. Lakukan senam ringan, seperti peregangan otot tangan, kaki, paha dan leher. 

2. Latih kekuatan : perut seperti sit up, kekuatan dada dan lengan dengan push up dan berjoging 2 kali seminggu selama 30-45 menit. 

3. Kalau masih kurang, bisa juga ditambah dengan mengangkat beban seperti barbell atau menjadi tukang pikul di pasar induk. 

Mudahkan, lebih asik lagi kalau dilakukan setiap hari, keuntungannya tubuh lebih sehat dan kondisi tetap prima. Kebetulan juga saat ini ada pelantikan anggota baru dan saya diundang lagi untuk pemaprasan tersebut. Kira-kira ngomelin lagi gak ya. haha …


Catatan :
Postingan ini terjadwal, saat anda membaca tadi, si penulis sedang pergi ke hutan untuk bertemu dengan monkey monkey yang lain, maaf bila sementara ini belum bisa membalas komentar dan blogwalkingan dulu ya, semoga dipahami, terima kasih...